Rabu, 16 September 2015

5 Universitas dengan Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia

Cita-cita menjadi seorang dokter merupakan pekerjaan yang mulia dan dinilai memiliki level tinggi di tengah masyarakat. Pandangan ini menyebabkan tingginya peminat jurusan kedokteran di perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Data SBMPTN 2014 menunjukkan program pendidikan dokter menempati urutan ke-3 sebagai jurusan terfavorit. Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, jurusan kedokteran selalu menjadi jurusan terfavorit pertama.
Dari 40 perguruan tinggi dengan program S-1 kedokteran yang dilansir melalui laman BAN-PT Kementrian Pendidikan Nasional, terdapat penilaian akreditasi disertai masa berlaku akreditasi. Berikut kami sajikan 5 jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.
www.tribunnews.com
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya menempati Kampus A seluas 70.353 m2.  Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga berorientasi pada Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Airlangga, yaitu "Bina Potensi Sumber Daya Manusia SDM dan Lingkungan Hidup Manusia melalui pengembangan ilmu-ilmu kehayatan dan ilmu-ilmu sosial humaniora".
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mempunyai partner dengan RSU Dr. Soetomo yang merupakan rumah sakit kelas A dan rumah sakit rujukan tertinggi untuk kawasan Timur Indonesia. Di RSU Dr. Soetomo tersebut, mahasiswa kedokteran mendapatkan pendidikan pada tingkat Sub Program III sampai Sub Program V.
Program klinik yang dikembangkan bersama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga antara lain adalah Bedah Jantung Terbuka, Bedah Otak, Bedah Mikro, Cangkok Ginjal, Kardiologi Intervensional, Lineas Acceleration untuk Terapi Kanker, dll. Terdapat pula program khusus, yaitu sebagai pusat pengembangan nasional adalah Pengendalian Infeksi, Penggunaan Obat Secara Rasional, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), Perawatan Paliatif, dll.

harga.web.id
Secara garis besar, Program Pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ada 3 (tiga), yaitu Strata I (S1), Program Pascasarjana dan Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis. Pada Program Strata I, setelah menyelesaikan tahap pendidikan akademik mahasiswa melanjutkan sampai tahap profesi, yang sudah melaksanakan ke tahap profesi ini adalah Jurusan Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Pendidikan Dokter Gigi sedangkan yang masih belum sampai ke tahap profesi yaitu Program Studi Farmasi dan Kebidanan.
Program Pendidikan Dokter  merupakan pendidikan yang  telah memiliki kelas internasional. Hal ini dimungkinkan karena mahasiswa yang belajar di dalamnya tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, melainkan juga dari luar negeri, seperti Malaysia, Vanuatu, dan Myanmar. 
Untuk meningkatkan  mutu akademik dan mengasah keterampilan profesinya, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya telah menjalin kerjasama dengan berbagai instansi dan profesional yang bergerak dalam layanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, bidan yang praktik secara mandiri, dan layanan kesehatan lainnya baik di tingkat lokal,  regional, maupun nasional.
medicaleducation.fk.ugm.ac.id
FK UGM merupakan Fakultas Kedokteran tertua di Indonesia yang berdiri pada tanggal 5 Maret 1946. FK UGM memiliki visi dan misi yang tidak bisa dipisahkan dengan visi dan misi Universitas Gadjah Mada, yaitu menjadi Fakultas Kedokteran berkelas dunia, inovatif dan unggul mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan.
Sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia yang mempunyai reputasi internasional, FK UGM memperhatikan perkembangan aspek-aspek yang harus dipenuhi sesuai standar yang berlaku di tingkat nasional maupun global.  
Meskipun selama ini telah dilakukan pengembangan sarana prasarana akademik seperti pembangunan Gedung Radioputro dan Graha Wiyata, tetapi masih diperlukan pengembangan untuk lebih dapat memenuhi kebutuhan civitas akademika dalam melaksanakan aktivitasnya di bidang  pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

www.dnaberita.com
Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tidak terlepas dari sejarah pendidikan dokter di Indonesia yang dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Adapun momentum pendidikan kedokteran di Indonesia lahir pada tanggal 2 Januari 1849 lewat Keputusan Gubernemen No. 22. Ketetapan itu menjadi titik awal penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie), yang ketika itu dilaksanakan di Rumah Sakit Militer.
Sejak tahun 1898, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) telah menunjukkan komitmen dan konsistensi dalam mengembangkan pendidikan dan riset kedokteran berkualitas terbaik di Indonesia.Kecintaan terhadap kemanusiaan dan budaya menolong merupakan karakter utama lulusan FKUI yang mencapai 20% populasi dokter nasional. 
Upaya internasionalisasi dalam pendidikan kedokteran juga ditandai dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada World Federation for Medical Education (WFME) sejak tahun 2005. Program Kelas Khusus Internasional didirikan melalui kolaborasi dengan University of Melbourne (Australia), Monash University (Australia), dan University of Newcastle Upon Tyne (UK). Strategi pembelajaran e-learningdan akses terhadap lebih dari 6.000 jurnal ilmiah internasional terkini dikembangkan untuk mendukung proses pembelajaran mahasiswa.

www.pendidikandokter.com
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya resmi disahkan pada tanggal 27 Desember 1967. Perkuliahan pertama dimulai pada Maret 1968 di komplek Rumah Sakit St. Carolus dan praktikum digunakan laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penggunaan fasilitas praktikum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dimungkinkan berkat kerjasama dengan berbagai kepala bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pada tanggal 12 September 1969, FK Unika Atma Jaya meraih status terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam tahun 1969 mulai dibangun sebuah gedung permanen yang cukup pantas di kampus Semanggi dengan bantuan DITH (Directoraat International Technishce Hulp) suatu lembaga Pemerintah Belanda.
Rumah Sakit Atma Jaya selaku lahan untuk pendidikan klinis dokter, mulai dipergunakan pada tahun 1976. Sebelum Rumah Sakit Atma Jaya selesai dibangun, sebagian besar pendidikan klinik dilakukan di Rumah sakit St. Carolus dan dibantu oleh Rumah Sakit Gatot Subroto, Puskesmas Melani dan sebagainya.

Mulai tahun akademik 1991/1992 seluruh proses belajar mengajar diadakan di Kampus Pluit, terpisah lebih kurang 12km dari kampus utama Unika Atma Jaya dan berada satu lokasi dengan Rumah Sakit Atma Jaya. Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya telah meluluskan dokter-dokter pertamanya pada tahun 1976 dan hingga akhir 2008 telah meluluskan 2.719 orang dokter.

5 Pelabuhan Penting di Indonesia

Presiden Joko Widodo agaknya makin serius pada cita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sedikitnya, 24 pelabuhan akan dibangun dalam empat tahun mendatang guna mendukung pencapaian cita-cita tersebut. Secara lebih spesifik, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, bahkan telah menyebutkan rencana restrukturisasi lima pelabuhan penting di Indonesia. Pelabuhan di kota mana sajakah yang dimaksud?
Pelabuhan Belawan (upload.wikimedia.org)
Terletak di Kota Medan, Sumatera Utara, Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan terpenting di Pulau Sumatera.  Pelabuhan dengan total luas area kerja sekitar 12.072,33 hektar ini dilengkapi empat darmaga, dimana dua diantaranya mampu menyandarkan kapal dengan bobot masing-masing hingga 7000 ton. Bongkar muat komoditas Crude Palm Oil (CPO) menjadi primadona aktivitas ekonomi di pelabuhan ini. Nilai kuantitas ekspornya juga tak tanggung-tanggung, mencapai 51 juta ton/tahun. Selain CPO, ada pula bongkar muat bungkil (semacam ampas dari minyak kelapa sawit, red) dengan nilai ekspor mencapai 985 ribu ton/tahun. Sementara itu, untuk melayani kebutuhan angkutan penumpang, terminal penumpang Pelabuhan Belawan mampu memberangkatkan hingga 3.100 orang penumpang baik dari dalam maupun keluar daerah setiap harinya.

Tanjung Priok (www.porttechnology.org)
Mulai dikembangkan Belanda pada abad ke-18, Pelabuhan Tanjung Priok kini menjelma menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia dengan aktivitas tersibuk, baik oleh lalu lintas kapal maupun kendaraan darat  pengangkut peti kemas maupun truk-truk pengangkut barang lainnya. Dwelling time Pelabuhan Tanjung Priok tercatat sebagai yang tercepat di Indonesia (5,2 hari). Saat ini, pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia, termasuk Pelabuhan Tanjung Priok. Pemerintah juga tengah mempercepat pembangunan Pelabuhan Kalibaru. Ditargetkan selesai pada 2018, Pelabuhan Kalibaru yang kerap dijuluki ‘The New Tanjung Priok’ tersebut diprediksi bakal menambah daya tampung Tanjung Priok dari 6 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) menjadi 15 juta TEUs.

Tanjung Perak (panduanwisata.id)
Tanjung Perak merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok di Jakarta. Pelabuhan ini juga menjadi pelabuhan utama yang berfungsi sebagai kolektor dan distributor barang dari dan ke kawasan timur Indonesia. Saat ini, arus peti kemas di Terminal Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Jawa Timur tercatat mencapai 1 juta TEUs sejak diterapkannya sistem klasterisasi atau penataan ruang bongkar muat. Hal tersebut ditandai dengan telah bersandarnya Kapal Mentaya River rute Banjarmasin-Surabaya di Dermaga Berlian Timur pelabuhan. Sistem klasterisasi tak hanya dilakukan di terminal Berlian, tetapi juga dilakukan di Terminal Jamrud Utara, khusus untuk kegiatan bongkar muat curah kering dan general cargo internasional.

Pelabuhan Soekarno-Hatta (3.bp.blogspot.com)
Nama Soekarno-Hatta ternyata tak hanya difungsikan sebagai nama bandar udara (bandara) internasional di Jakarta. Di Makassar, ada pula Pelabuhan Soekarno-Hatta. Segala jenis barang dan komoditi penggerak perekonomian keluar-masuk dan terdistribusikan ke daerah-daerah terpencil di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) melalui pelabuhan ini. Mencoba mengulang kembali sejarah kejayaan Makassar sebagai pelabuhan yang disegani dan juga menjadi jalur pelayaran dunia pada jaman dahulu, pemerintah berupaya meningkatkan kinerja Pelabuhan Sekarno-Hatta Makassar sebagai back-up area yang menunjang pertumbuhan perekonomian di wilayah KTI.  

Pelabuhan Sorong (mw2.google.com)
Keberadaan Pelabuhan Sorong di Pulau Papua nantinya diprediksi akan mampu mengurangi biaya logistik hingga 50%. Tak hanya itu, pelabuhan yang dibangun di atas lahan seluas 7.500 hektar tersebut juga diprediksi akan meningkatkan pemerataan industri terutama di wilayah timur Indonesia. Hal itu disebabkan pelabuhan Sorong akan menjadi tujuan transit bisnis baik dari Papua Nugini dan Australia. Pelabuhan Sorong nantinya akan memiliki kedalaman mencapai 18 meter, sehingga diprediksi mampu menampung kapal-kapal ukuran besar untuk bersandar. Kapasitas tampung pelabuhan tercatat mencapai 500 ribu hingga 600 ribu TEUs.

5 Makanan khas Sumatera Utara yang Terkenal

Tidak kalah dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara juga memiliki makanan-makanan khas yang terkenal. Anda tertarik untuk mencoba makanan khas provinsi yang beribu kota Medan ini? Berikut adalah lima makanan khas Sumatera Utara yang terkenal:

1. Arsik
Arsik (tinosebayang.wordpress.com)
Dilansir oleh Travel Esia, arsik merupakan makanan khas Sumatera Utara yang berbahan utama ikan mas. Makanan khas Tapanuli ini, juga menggunakan bahan-bahan lain seperti andaliman, lokio, jeruk nipis, serai, cabai merah, bawang putih, bawang merah, kemiri, dan jahe. Selain sebagai hidangan, arsik memiliki nilai tradisi yang kuat. Dalam upacara adat Batak, ikan mas arsik menjadi media persembahan bagi nenek moyang dan anggota keluarga yang sudah meninggal.

2. Sayur Daun Ubi Tumbuk
Sayur daun ubi tumbuk (budaya-indonesia.org)
Masih dilansir laman yang sama, sayur daun ubi tumbuk juga merupakan makanan khas Sumatera Utara yang terkenal. Makanan ini memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kandungan nutrisinya terbilang sangat banyak mencakup bermacam-macam vitamin, asam amino esensial, dan protein. Makanan ini biasa disajikan bersama santan, bunga kincung, dan ikan teri.

3. Mi Gomak
Mi gomak (nyonya.banghasan.com)
Dalam laman Kebudayaan Indonesia, mi gomak disebut sebagai spaghetti ala Sumatera Utara. Sebab, bentuk mi gomak memang menyerupai makanan khas Italia yang bernama spaghetti. Mi gomak biasanya diolah menggunakan berbagai campuran bumbu yang khas dan kuahnya dibuat dari olahan santan kuning.

4. Saksang
Saksang (laponitondongta.com)
Saksang merupakan makanan khas suku Batak yang terkenal. Perpustakaan Digital Budaya Indonesia menyebutkan bahwa makanan ini terbuat dari daging babi cincang yang dimasak bersama rempah-rempah lokal. Rempah-rempah itu meliputi bawang, kemiri, andaliman, dan lain-lain.

5. Dengke Mas Na Niura
Dengke Mas Na Niura (anthonynh.blogspot.com)
Makanan khas Sumatera Utara yang tak kalah terkenalnya adalah Dengke Mas Na Niura. Disebutkan dalam laman Cerita Medan, Dengke Mas Na Niura atau Ikan Mas Na Niura adalah makanan tradisional khas Batak yang berasal dari Tapanuli. Mulanya, makanan ini hanya dihidangkan untuk para raja, tetapi lama-kelamaan semua masyarakat Batak ingin ikut menyantap kelezatan makanan ini. Makanan ini terdiri dari ikan mas mentah yang disajikan dengan bumbu lengkap.

5 Kasus Korupsi Era KPK Yang Sempat Heboh

Sejak didirikan pada 2003 silam, Komisi Pemberantasan Korupsi, atau biasa disingkat KPK, telah membongkar kasus-kasus korupsi yang melibatkan sejumlah nama besar di tanah air. Sedikitnya, 385 kasus telah ditangani dalam kurun waktu 10 tahun sejak berdirinya lembaga yang menjadi harapan besar masyarakat untuk memberantas berbagai bentuk tindak pidana korupsi yang menjadi momok bangsa. Sejumlah kasus mengalami perkembangan signifikan hingga menyeret si pelaku ke penjara. Beberapa lainnya masih dalam proses peradilan. Penasaran kasus-kasus apa saja yang pernah diungkap KPK dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia? Simak ulasannya sebagai berikut:
1. Kasus Simulator SIM, Libatkan Dua Jenderal Polisi
Simulator SIM
Pada 2011, KPK melakukan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) di Korlantas Polri. Penyidikan proyek senilai Rp 198 tersebut menyeret nama-nama petinggi Mabes Polri, salah satunya yakni Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri  Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo. Djoko ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan beberapa orang lainnya, yakni Brigjen Didik Purnomo, Direktur PT CMMA Budi Susanto, dan Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia, Sukotjo Bambang. Perbuatan tersebut menurut penghitungan BPK mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp121,3 miliar. Djoko, jenderal bintang dua yang juga Gubernur Akademi Kepolisian itu diduga memperkaya diri sendiri (melalui tindak pidana pencucian uang) atau orang lain atau korporasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Pada September 2013, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis 10 tahun dan denda Rp500 juta bagi sang jenderal.
Djoko Susilo kemudian mengajukan permohonan banding atas vonis tersebut, namun Pengadilan Tinggi Jakarta justru menambah hukuman Djoko dari 10 tahun menjadi 18 tahun serta memerintahkan Djoko yang saat ini ditahan di Lapas Sukamiskin, Bandung, membayar uang pengganti Rp32 miliar, dan sejumlah pidana tambahan, antara lain: pencabutan hak untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik.Sementara itu, tersangka lain yakni Brigjen Didik Purnomo, juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Didik selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam proyek ini disebut terbukti menerima Rp 50 juta dari pengusaha Budi Susanto untuk memuluskan PT CMMA sebagai penggarap proyek simulator. Budi Santoso sendiri sempat dijatuhi vonis 8 tahun penjara dan kewajiban membayar ganti rugi sebesar Rp 17,1 miliar pada awal 2014  lalu. Di tingkat kasasi, MA mengabulkan upaya kasasi yang diajukan oleh Jaksa KPK dan memvonis Direktur PT CMMA tersebut dengan hukuman lebih berat berupa 14 tahun penjara serta kewajiban membayar ganti rugi ke negara hingga Rp 88,4 miliar. Sementara itu, pada Mei 2012, Sukotjo Bambang divonis Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung selama 3,5 tahun penjara sekitar Rp 38 miliar untuk pengadaan simulator kemudi di Korlantas Polri. Putusan tingkat pertama ini lalu diperberat menjadi 3 tahun dan 10 bulan oleh Pengadilan Tinggi Bandung. Atas dua putusan tersebut, Bambang melakukan kasasi ke Mahkamah Agung per 8 Agustus 2012, namun ditolak.

2. Kasus Hambalang
Kasus Hambalang
Penyelidikan KPK atas dugaan adanya aliran dana proyek Hambalang dilakukan mulai pertengahan 2012. KPK telah menetapkan sejumlah tersangka, diantaranya yakni Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Kabinet Indonesia Bersatu II, Andi Alfian Mallarangeng, serta Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar. Belakangan, KPK berhasil mengungkap keterlibatan Anas Urbaningrum berdasarkan kesaksian mantan bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Dalam berbagai kesempatan, Nazaruddin mengaku uang hasil dugaan korupsi proyek tersebut digunakan untuk biaya pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010 lalu. Anas sempat membantah telah menerima hadiah berupauang, barang, dan fasilitas senilai Rp 116, 8miliar dan US$ 5,26 juta. Dia juga berulang kali menyebut dirinya sebagai pihak yang dikorbankan.
Namun demikian, dalam persidangan pada awal 2014, pria kelahiran 1969 ini terbukti menerima hadiah dari berbagai proyek pemerintah serta melakukan pencucian uang dengan membeli rumah di Jakarta dan sepetak lahan di Yogyakarta senilai Rp 20,8 miliar. Anas juga disebut menyamarkan asetnya berupa tambang di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Amar putusan majelis hakim juga mengungkapkan, uang yang diperoleh Anas sebagian disimpan di Permai Group untuk digunakan sebagai dana pemenangan untuk posisi Ketua Partai Demokrat. Atas kesalahannya tersebut, Anas Urbaningrum divonis hukuman 8 tahun pidana penjara serta pidana denda sebesar Rp300 juta dan keharusan membayar uang pengganti kerugian negara sedikitnya Rp 57,5 miliar. Putusan ini berbeda dengan tuntutan jaksa yang menuntut Anas dihukum 15 tahun penjara, membayar uang pengganti Rp 94,18 miliar, serta mencabut hak politiknya.

3. Kasus Kuota Impor Daging Sapi 
Korupsi Sapi
Penangkapan Ahmad Fathanah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Januari 2013 lalu mendapat perhatian besar dari publik. Saat itu, KPK menangkap Fathanah ketika dirinya tengah berada di sebuah kamar hotel bersama seorang perempuan muda bernama Maharani Suciyono. Sebelumnya Fathanah dikabarkan bertemu Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishak pada pukul 12.30 di Komplek Parlemen, Senayan. Pada November 2013, Fathanah yang didakwa gratifikasi penetapan kuota impor sapi dan pencucian uang, dijatuhi vonis 14 tahun penjara serta denda Rp1 miliar oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Lima anggota Majelis Hakim sepakat bahwa Fathanah terbukti melakukan korupsi dan bersama-sama melakukan tindak pencucian uang. Dalam sidang sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi menuntut terdakwa dijatuhi vonis 7,5 tahun dan denda Rp500 juta untuk dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi, dan 10 tahun penjara serta denda Rp 1 miliar untuk dugaan tindak pidana pencucian uang. Pria yang kemudian diketahui dekat dengan tokoh-tokoh PKS ini diduga menerima gratifikasi sebesar Rp 1,3miliar rupiah daribos PT Indoguna. Uang itu disebut akan diberikan kepada Luthfi Hasan Ishak guna memuluskan pengurusan penetapan kuota impor daging sapi dari Kementerian Pertanian. Tak lama setelah penangkapan Ahmad Fathanah, KPK kembali mengumumkan penetapan status tersangka terhadap Luthfi Hasan Ishak yang berujung pada pengunduran diri Luthfi dari posisi Presiden PKS. Ia kemudian dijatuhi vonis 16 tahun penjara karena dianggap melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. 

4. Operasi Tangkap Tangan terhadap Rudi Rubiandini
Kasus Rudi Rubiandini
Pertengahan 2013 lalu, KPK kembali menyita perhatian publik melalui aksi operasi tangkap tangan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini. Sarjana Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung 1985  tersebut ditangkap saat menerima uang suap senilai US$ 700 ribu (sekitar Rp 7,2 miliar).Rudi Rubiandini ditangkap di rumahnya bersama dua kolega dari sebuah perusahaan swasta, tanpa perlawanan. Dengan mengenakan baju lengan pendek warna putih tampak tersenyum kepada para penangkapnya. Penyidik KPK juga menahan beberapa orang lainnya. Di antaranya sopir Rudi Rubiandini. Dalam penangkapan itu, KPK juga memboyong tas hitam, sejumlah kardus, dan sepeda motor gede BMW. Operasi tangkap tangan terhadap Rudi memecahkan rekor operasi tangkap tangan yang pernah dilakukan KPK sebelumnya.
Rekor sebelumnya dipegang Artalyta Suryani. Dalam operasi tangkap tangan itu, KPK menyita uang US$ 660 ribu (Rp 6,8 miliar) yang diduga diberikan Artalyta atau Ayin untuk menyuap Ketua Tim Jaksa Penyelidik kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Urip Tri Gunawan. Penangkapan Rudi Rubiandini itu juga mengalahkan operasi tangkap tangan lainnya, seperti penangkapan Ahmad Fathanah. Fathanah ditangkap di Hotel Le Meridien seusai menerima uang Rp 1 miliar dari importir daging, PT Indoguna Utama.Penangkapan Rudi itu mengejutkan banyak kalangan, dari mulai pejabat hingga DPR. Saat dilantik, Rudi Rubiandini menjadi tumpuan banyak orang untuk membenahi SKK Migas. April lalu, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memvonis Rudi tujuh tahun penjara—lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut sebelumnya yaitu 10 tahun—karena terbukti menerima suap dari perusahaan minyak asing, Karnel Oil. Rudi dianggap tidak mendukung pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi dan menyalahgunakan wewenangnya terkait pelaksanaan proyek di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas). Pria yang sebelumnya sempat sebagai Wakil Menteri ESDM itu juga diharuskan membayar denda sebesar Rp200 juta subsider tiga bulan kurungan. 

5. Korupsi Proyek Pengadaan Al Quran Kemenag
Korupsi Kemenag
September 2013 lalu, KPK memeriksa Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama, Ahmad Jauhari. Jauhari diperiksa terkait posisinya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Al Quran dan laboratorium periode 2011-2013 di Kementerian Agama.KPK menetapkan Jauhari sebagai tersangka atas dugaan penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, namun justru merugikan keuangan Negara yang melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Penetapan Jauhari sebagai tersangka merupakan pengembangan penyidikan kasus dugaan penerimaan suap terkait kepengurusan anggaran proyek Al Quran dan laboratorium Kementerian Agama (Kemenag) yang telah lebih dulu menjerat anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Zulkarnaen Djabar berserta putranya, Dendy Prasetya.
Zulkarnen Djabar kemudian divonis 15 tahun penjara ditambah denda Rp 300 juta subsider 1 bulan kurungan, sementara putranya, Dendy Prasetya, divonis 8 tahun penjara ditambah denda Rp 300 juta subsider 1 bulan kurungan. Sementara itu, April lalu, hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menjatuhkan vonis delapan tahun penjara bagi Ahmad Jauhari, serta kewajiban membayar denda Rp200 juta, subsider enam bulan kurungan penjara. Kemudian, ia juga harus membayar uang ganti rugi kepada negara sebesar Rp100 juta dan USD15 ribu namun dikurangkan lantaran sudah mengembalikannya ke KPK.Vonis ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK selama 13 tahun penjara, denda Rp200 juta subsider enam bulan kurungan, serta dituntut membayar uang pengganti sebesar Rp100 juta dan USD15 ribu. Usai vonis tersebut, Jauhari sempat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, namun ditolak. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta bahkan menjatuhkan pidana penjara lebih berat terhadap Ahmad Jauhari, dari delapan tahun menjadi 10 tahun penjara.

Daehan, Minguk, Manse, Lima Fakta di Balik Kelucuan Song Triplet

Demam budaya Korea nampaknya tidak hanya melulu tentang drama korea atau K-Pop. Saat ini di Korea, juga di Indonesia sedang ada program parenting yang cukup menyita antusiasme penonton. Variety show The Return of Superman sedang digandrungi berbagai kalangan.
Bukan hanya sekadar belajar bagaimana parenting dari sisi seorang ayah, tetapi juga bagaimana menjadi orangtua yang baik dengan cara mendidik melalui cara-cara yang menyenangkan. Salah satu yang paling difavoritkan penggemar program ini adalah kelucuan salah satu keluarga, yakni keluarga Song. Song il Kook (ayah) memiliki anak laki-laki kembar tiga yang disebut Song triplet. Kelucuan Song Triplet dalam program ini terus berlanjut hingga sekarang.  Kamu harus tahu lima fakta di balik kelucuan Song Triplet berikut ini!
                                                
1. Memiliki nama yang nasionalis
 nama nasionalis
Song Il-Kook (ayah triplet) menamakan tripletnya dengan  Daehan, Minguk, Manse yang berarti "Jayalah Republik Korea". Kakek buyut dari Song Il-Kook dari garis keluarga ibunya adalah seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Korea Selatan di tahun 1900-an. Kakeknya adalah pemimpin dari pergerakan pembebasan Korea Selatan dari pemerintahan Jepang di tahun 1940-an lalu menjadi politikus di tahun 1954 dan 1965. Sedangkan ibu dari Song Il-Kook setelah pensiun menjadi aktris, saat ini  menjadi anggota dewan di pemerintahan Korea Selatan. Jadi itulah mengapa nama triplets ini sangat nasionalis sekali. Malah kata Song Il-Kook jika dia punya anak kembar lagi, dia ingin kembar perempuan dan akan diberi nama "Woori" dan "Nara". Jika disambung akan menjadi Woori Nara Daehan Minguk Manse: Jayalah tanah kita Republik Korea.

2. Tidak kembar identik
 bukan identik
Daehan, Minguk, dan Manse bukanlah kembar identik jadi wajah mereka tidak terlalu mirip satu sama lain. Tidak susah membedakan mereka bertiga. Selain dari penampakan, kepribadian mereka bertiga juga berbeda. Persamaan mereka bertiga hanya satu, lucu bukan main.

3. Daehan paling mirip ayahnya
 song daehan
Song Il-Kook mengaku dari ketiga anaknya, Song Daehan yang paling mirip dirinya dari segi sifat. Semuanya dianggap serius, hanya bisa bercanda kalau sudah akrab. Daehan ini anak pertama dari tiga bersaudara.  Sejak dalam kandungan Daehan berada di paling bawah perut ibunya sehingga menopang kedua adiknya. Daehan bertingkah seperti anak pertama yang sering menasehati kedua adiknya, dia anak yang penurut dan yang paling mudah diatur.  Dia paling tenang dan pendiam dibanding kedua saudaaranya.  Tidak pernah memilih makanan dan selalu menghabiskannya dengan bersih.  Song Daehan  sering melakukan hal baik tanpa disuruh ayahnya dan akan menangis jika melakukan kesalahan.  

4. Minguk menderita severe athopy
 song minguk
Song Minguk adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Lahir setelah kakaknya Song Daehan.  Saat lahir, Minguk menderita severe athopy yang membuat ia tidak suka saat disentuh. Waktu masih bayi, Song Il-Kook dan istrinya selalu terjaga di malam hari untuk menjaga Minguk agar tidak menggaruk tubuhnya. Minguk adalah bayi dengan ukuran paling besar dibandingkan kedua saudaranya saat lahir. Selalu bangun pagi dan tidak pernah membangunkan ayahnya sehingga mendapat predikat sebagai the morning angel.   

5. Manse mau digugurkan
 song manse
Anak terakhir dari tiga bersaudara. Saat lahir Manse memiliki berat 1.8 kg. Dokter sempat menyarankan untuk menggugurkan Manse saat masih berada di dalam kandungan, tetapi Il-Kook dan istrinya menolak. Karena memiliki umur yang paling muda, manse jadi memiliki semangat kebebasan.  
Manse sering mengganggu minguk  dan memilih milih makanan tetapi akan langsung menghabiskannya jika ia menyukainya. Sangat terobsesi dengan mobil-mobilan, jika sudah memegang setir Manse tidak mau pergi dan akan menangis saat marah. Yang paling sering membuat ayahnya kerepotan dan tidak akan datang setiap kali ayahnya memanggil namanya. Jika ia bangun tidur, Manse akan langsung membangunkan ayahnya. Manse paling sering berbicara dan bertanya. 

5 Kejadian Berdarah Mekah

Suasana duka meliputi musim perjalanan haji tahun ini. Pada Jumat, 11 September 2015, terjadi kecelakaan craneyang di area Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. Kejadian yang berlangsung pada sore hari itu menewaskan 107 orang dan melukai 238 orang lainnya. Dari total 107 orang, dua orang di antaranya merupakan jamaah haji perempuan asal Indonesia.
Hasil investigasi menyatakan bahwa kilat, hujan, dan hembusan angin yang kencang merupakan faktor-faktor penyebab kejadian tragis tersebut. Apapun alasannya, peristiwa ini menambah daftar panjang insiden yang sebelumnya terjadi dan menelan banyak korban jiwa di Mekah dan sekitarnya. Berikut ini adalah 5 Kejadian Berdarah Mekah!

1. Kebakaran Tenda Jamaah Haji

Mekah Berdarah
Bulan Desember 1975, terjadi kebakaran di tenda-tenda yang dijadikan tempat tinggal para jamaah haji selama menjalankan ibadah. Penyebabnya adalah sebuah ledakan yang berasal dari tabung gas di sana. Ledakan ini menyebabkan setidaknya 200 jamaah haji meninggal dunia.
Seakan tidak belajar dari sejarah, kebakaran kembali terjadi pada tanggal 15 April 1997. Sama seperti pada tahun 1975, si jago merah melalap perkemahan para jamaah haji di Mina. Bedanya, insiden tahun 1997 menelan lebih banyak korban jiwa, yakni sebanyak 343 jamaah haji.

2. Pengepungan Masjidil Haram

Mekah Berdarah
Pengepungan Masjidil Haram terjadi selama bulan November dan Desember 1979. Saat itu, para pemberontak ekstrimis yang menyerukan penggulingan Kerajaan Saud berupaya mengambil alih Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi.
Para pemberontak menyatakan bahwa Imam Mahdi telah tiba dalam bentuk salah satu pemimpin mereka, yaitu Muhammad Abdullah al-Qahtani. Mereka juga menyerukan umat Islam untuk segera mematuhinya.
Perampasan situs tersuci umat Islam ini memiliki konsekuensi panjang, mulai dari penyanderaan para jamaah hingga kematian ratusan orang dari kalangan militan, pasukan keamanan, dan sandera yang terjebak dalam baku tembak pada pertempuran selanjutnya yang dilakukan untuk mengambil alih Masjidil Haram dari teroris.
Pengepungan berakhir selama dua minggu setelah pengambilalihan dimulai dan masjid dibersihkan. Setelah serangan itu, negara Saudi menerapkan peraturan yang lebih ketat. Muhammad Abdullah al Qahtani sendiri tewas dalam peristiwa perebutan kembali Masjidil Haram tersebut.

3. Insiden Mekah 1987

Mekah Berdarah
Insiden Mekah 1987 merupakan bentrokan antara demonstran Syiah dan pasukan keamanan Arab Saudi. Insiden itu terjadi di Mekah pada tanggal 31 Juli 1987 dan menyebabkan kematian lebih dari 400 orang.
Peristiwa ini muncul dari peningkatan ketegangan antara Iran yang Syiah dan Arab Saudi yang Wahabi. Sejak 1981, jamaah haji Iran telah mengadakan demonstrasi tahunan terhadap Israel dan Amerika Serikat. Namun pada tahun 1987, polisi Saudi dan pasukan Garda Nasional telah memblokir rute demonstrasi yang direncanakan.
Hal ini mengarah pada konfrontasi antara pasukan dan jamaah. Bentrokan mengalami ekskalasi hingga terjadi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa.
Terkait rincian korban jiwa, ada beberapa versi yang mengemuka. Beberapa sumber mengklaim bahwa korban tewas dari insiden itu berjumlah 402 orang, terdiri dari 275 peziarah Iran, 85 polisi Saudi, dan 42 jamaah haji dari negara lain.
Sumber-sumber lain mengklaim bahwa lebih dari 400 jamaah meninggal, dan ribuan lainnya luka-luka. Namun yang pasti, pemerintah Iran dan Arab Saudi saling menyalahkan satu sama lain terkait peristiwa ini.

4. Ledakan Bom 1989

Mekah Berdarah
Dua tahun setelah bentrokan di atas, dua buah bom meledak di Mekah, tepatnya pada tanggal 9 Juli 1989. Ledakan tersebut menewaskan seorang jamaah haji dan melukai 16 orang lainnya. Setelah dilakukan investigasi, terdapat 16 orang warga negara Kuwait yang dijadikan tersangka dan didakwa.
Sebanyak 16 warga Kuwait yang terlibat dalam pengeboman tersebut dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi pada bulan September 1989.
Terkait peristiwa ini, pemerintah Arab Saudi menuding Teheran sebagai dalang dari pengeboman tersebut. Menurut klaim Arab Saudi, bom diledakkan oleh teroris dari Kuwait yang mendapat perintah melalui kedutaan besar Iran.

5. Tragedi Ritual Melempar Jumrah di Mina

Mekah Berdarah
Ibadah Jumrah Aqabah atau melempar jumrah, yakni melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simboliasi pengusiran setan, juga bebarapa kali menelan korban jiwa. Insiden yang paling banyak menelan korban pada ibadah ini terjadi pada 23 Mei 1994.
Pada saat itu, 270 orang meninggal dunia akibat berdesak-desakkan dan terinjak-injak saat hendak melakukan ibadah Jumrah di Mina. Insiden serupa kembali terjadi pada tahun 1998, 2001, 2003, 2004, dan 2006. Peristiwa tahun 2004 menewaskan sedikitnya 251 jamaah haji.
Insiden serupa yang terus berulang membuat pemerintah Arab Saudi berbenah. Mereka merobohkan dan merekonstruksi jembatan Jamaraat dan pilar-pilar simbol setan tersebut sehingga jauh lebih aman bagi jamaah yang menjalankan ibadah lontar Jumrah.

5 Merek Indonesia yang Mendunia

Invasi merek-merek asing kini semakin deras memasuki pasar Indonesia. Apabila berbelanja di minimarket terdekat, kita akan menjumpai merek-merek asing dalam produk mie ramen dan rumput laut, terpajang rapi di atas rak.
Dari sana, tentu terbersit pikiran di kepala kita, sejauh apakah merek Indonesia mampu bertahan di pasar sendiri. Bila mampu memberanikan keingintahuan kita, pemikiran itu akan berkembang menjadi satu pertanyaan besar nan idealis: sejauh apakah merek Indonesia mampu menembus dan memenangkan persaingan dengan merek dari negara lain dalam pasar dunia?
Untuk menjawabnya, 5 Merek Asli Indonesia Kelas Dunia tentu menarik untuk disimak.

1. Kopiko

Merek Indonesia
Kopiko adalah merek permen kopi yang diproduksi di Indonesia oleh PT. Mayora Indah, Tbk. Permen ini terbuat dari gula, glukosa, minyak nabati, ekstrak kopi, krim susu, pewarna karamel, lesitin, garam, pewarna alami dan buatan. Tekstur permen ini keras, meski terdapat pula versi yang lebih kenyal.
Permen Kopiko ternyata merupakan merek yang mendunia. Permen ini serta beberapa produk Mayora lainnya tersedia di lebih dari 45 negara. Negara-negara tersebut terkenal baik di Eropa maupun Asia, antara lain Benelux, Italia, Polandia, Portugal, Spanyol, Jerman, Australia, Singapura, Malaysia, dan Taiwan.

2. Indomie

Merek Indonesia
Ketika mie instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, banyak yang meragukan bahwa mie instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Namun, harganya yang terjangkau, kemudahannya untuk disajikan, ketahanannya selama disimpan, dan rasanya yang enak membuat Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia.
Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam.
Puncaknya terjadi pada tahun 1983. Produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng. Melalui varian inilah Indomie kemudian didistribusikan di Amerika Utara, Eropa, Afrika, Australia, dan berbagai daerah di Asia.
Popularitas Indomie bahkan meluas hingga ke dunia perfilman. Pada tanggal 13 Desember 2009, Indomie disebut oleh Roger Ebert, kritikus film populer dari Amerika Serikat untuk majalah Chicago Sun Times, sebagai salah satu kado Natal pilihan di urutan #1.
Di Afrika, Indomie diperkenalkan di Nigeria sejak tahun 1988 dan mulai diproduksi di dalam negeri pada tahun 1995 melalui Dufil Prima Foods. Ini menandai Indomie sebagai merek yang populer dan memiliki pabrik mie instan terbesar di Afrika.
Uniknya, eksistensi merek ini di Asia Tenggara sangat terlambat. Indomie justru baru diperkenalkan di Malaysia, Singapura, dan Brunei pada tanggal 1 Januari 2002 dan mulai diproduksi sejak tanggal 1 Januari 2008 melalui Malaysia and Singapore Foods.
Dengan kebesaran nama dan keterlekatannya dalam kehidupan sehari-hari, tak salah bila Indomie dianggap sebagai ‘obat kangen’ para perantau asal Indonesia di seluruh dunia.

3. Tolak Angin

Merek Indonesia
Tolak Angin adalah obat herbal yang berguna untuk meredakan masuk angin, perut mual, tenggorokan kering dan badan terasa dingin. Tolak Angin dibuat oleh pendiri Sido Muncul pada tahun 1930 yaitu Ibu Rahmat Sulistyo. Tolak Angin dibuat dari tumbuh-tumbuhan herbal dan madu serta ramuan lainnya. Tolak Angin dikenal lewat jargonnya: orang pintar minum Tolak Angin. Tolak Angin tersedia dua varian. Tolak Angin Flu Dan Tolak Angin Anak
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul.
Sido Muncul artinya adalah ‘impian yang terwujud.’ Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah usaha jamu rumahan dimulai dengan dibantu oleh tiga orang karyawan.
Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis mendorong beliau memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat. Permintaannya pun terus meningkat.
Kini, Tolak Angin dan produk-produk Sido Muncul lainnya telah berhasil diekspor ke beberapa negara Asia Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini, perseroan Sido Muncul juga tengah melakukan penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam, dan Jepang.

4. Polygon

Merek Indonesia
Bagi penggemar olahraga sepeda tentu tak asing dengan merek yang satu ini. Adalah PT. Insera Sena yang memproduksi sepeda Polygon. Berdiri sejak 1989 di Sidoarjo, Jawa Timur, produsen ini merupakan pembuat dan perakit sepeda untuk pasar luar negeri.
Pada tahun 1991, Insera mulai memproduksi sepeda bermerek Polygon. Selang sepuluh tahun, produksinya diekspor ke Singapura dan Malaysia. Lalu dua tahun terakhir, mulai menjelajah ke Australia. Dari seluruh unit sepeda yang di produksi, 30% menggunakan merek Polygon, 20% nya untuk pasar lokal, sedangkan 10% nya untuk ekspor ke luar negeri, terutama untuk sepeda jenis Mountain Bike Cosmic dan Colossus.
Polygon merupakan istilah geometri yang berarti 'banyak sisi'. “Karena kami merasa nama tersebut mewakili karakter kami yang memiliki banyak sisi dengan satu tujuan yang sama,” terang Insera dalam situs resminya.
Secara umum, tim desain dan tim produk Polygon adalah para pengendara sepeda, sehingga keahlian berproduksi mereka didasarkan pada pengetahuan atas material dan pengalaman bersepeda.
Saat ini, Polygon telah dikenal luas di kawasan Asia dan akan terus melebarkan sayap ke kawasan lain di seluruh dunia. Karena itu, tim desain dan pengembangannya berasal dari seluruh dunia. Tim mereka terdiri dari para teknisi dan tim kreatif yang berbasis di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
Selain itu, fasilitas pabrik dan perakitan yang berada di Asia Tenggara pun telah memenuhi standar produksi dunia. Desain global yang berpadu dengan manufaktur kelas dunia ini telah menarik perhatian para atlet dunia, seperti Tim Downhill kelas dunia Hutchinson UR Team yang bertanding menggunakan Sepeda Polygon di UCI DH World Cup 2013.

5. Radio Magno

Merek Indonesia
Barangkali, sebagian masyarakat Indonesia masih asing dengan merek ini, namun tidak dengan masyarakat di luar negeri. Magno adalah sebuah radio kayu asli buatan Indonesia yang distribusinya sudah tersebar mulai dari Jepang, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, hingga Finlandia.
Konsep yang di tawarkan oleh Magno tergolong unik. Berbeda dengan produk radio mainstream yang berasal dari kombinasi plastik dan metal, materi dasar radio Magno adalah kayu. Selain itu, sentuhan akhir produknya dilakukan dengan melapisi minyak kayu pada permukaannya, bukan pernis. Karenanya, sang pemilik harus rajin merawat radionya secara berkala agar tetap prima.
Terkait hal ini, Singgih Susilo Kartono, pria dibalik penciptaan radio Magno, memiliki keinginan agar orang-orang menghilangkan budaya pakai-buang sehingga tercipta konektivitas antara sebuah barang dan pemiliknya. Radio ini dihargai pada kisaran harga sekitar 200 sampai 300 dollar Amerika.
Kata 'magno' sendiri berasal dari kata 'memperbesar.' Melalui pemilihan kata ‘magno,’ Singgih ingin penikmat radio melihat hasil karyanya secara detil sebagaimana melihat sesuatu dengan menggunakan kaca pembesar. Dengan bentuknya yang kecil, sederhana, indah, melalui pengerjaan berkualitas tinggi, Singgih ingin menarik perhatian orang-orang yang memberikan perhatian khusus pada detail produk.
“Saya memilih huruf 'g' sebagai logo karena bentuk patung, saya ingin membuat produk yang unik sebagai huruf ‘g’,” pungkasnya.

Mengenal 5 Mafia Berkeley Indonesia

Pada pertengahan dekade 50, tensi antara pemerintah Indonesia dan Belanda sedang tinggi akibat memperebutkanan Irian Barat. Republik Indonesia yang saat itu berapi-api menggelorakan semangat revolusi begitu aktif mengupayakan pembebasan Irian Barat. Tidak main-main, Presiden Soekarno menyerukan Trikora demi merebut Irian Barat dari genggaman Belanda.
Sumitro Djojohadikusumo, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia saat itu, adalah satu-satunya dosen yang memiliki gelar doktor ekonomi. Karenanya, ia meminta bantuan kawan-kawan dosen dari Belanda dan dari fakultas lainnya untuk membantu pendidikan mahasiswa FEUI.
Sayangnya, ketegangan hubungan kedua negara berpengaruh langsung terhadap ketersediaan tenaga pengajar asal Belanda. Rekan-rekannya dari Belanda meninggalkan Indonesia. 
Sumitro lalu meminta bantuan kepada Ford Foundation yang kemudian memutuskan untuk mengadakan program beasiswa untuk beberapa mahasiswa FEUI terpilih. Mereka kemudian dikirim ke luar negeri dan belajar di University of California, Berkeley, pada tahun 1957.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1960-an, seluruh mahasiswa yang dikirim telah pulang ke Indonesia, menduduki sejumlah jabatan strategis bidang ekonomi dan keuangan, menentukan kebijakan ekonomi negara pada awal era Orde Baru, serta menghajar habis-habisan inflasi melalui serangkaian kebijakan ekonomi.
Kejeniusan mereka menaklukkan inflasi warisan Soekarno sekaligus menjinakkan ekonomi mendapatkan pujian dari berbagai pihak. Tangan-tangan mereka sukses mengerek ekonomi Indonesia menuju level yang lebih tinggi sekaligus memantapkan nama mereka pada jajaran ekonom top dunia. Kita tentu masih ingat ketika Indonesia mengalami swasembada beras pada awal dekade 80-an. Kita juga ingat bahwa harga seliter bensin jauh lebih murah daripada air minum dalam takaran yang sama.
Namun demikian, tidak semua orang Indonesia menyembah mereka. Sebagian justru mengkritisi pendekatan liberal yang mereka gunakan. Ali Murtopo, Ibnu Sutowo, dan Ali Sadikin adalah contoh jenderal-jenderal yang menentang mereka. Pihak-pihak lainnya juga mengecam mereka dan menilai langkah privatisasi yang mereka lakukan sebagai bentuk penjualan aset-aset bangsa. Oleh David Ransom, ‘anak-anak’ Sumitro ini kemudian dijuluki sebagai ‘Mafia Berkeley.’
Pada perjalanannya, Mafia Berkeley ‘dipakai semaunya.’ Lima tahun pertama Orde Baru, mereka digunakan untuk menyelamatkan perekonomian negara. Harga minyak dunia lepas landas, membuat situasi ekonomi menjadi relatif aman. Soeharto beralih kepada para ekonom berhaluan nasionalis, yang dengan sendirinya membuat jasa Mafia Berkeley tidak digunakan.
Namun, itu bukan akhir kerjasama Soeharto dengan mereka. Para ekonom liberal ini kemudian kembali dipakai saat perekonomian bangsa melambat pada pertengahan dekade 80-an. Saat itu, harga minyak dunia kembali turun. Pada masa kehancuran perekonomian Indonesia akibat krisis moneter yang melanda Asia Tenggara pada tahun 1997, Mafia Berkeley turut dipersalahkan.
Siapa sajakah mahasiswa-mahasiswa kontroversial ini? Mari Mengenal 5 orang Mafia Berkeley.

1. Prof. Dr. Widjojo Nitisastro

Mafia Berkeley 
Pemimpin Mafia Berkeley. Itulah julukan yang diberikan kepada Prof. Dr. Widjojo Nitisastro. Sebagaimana diketahui, ia adalah Menteri Indonesia yang dikenal sebagai arsitek utama perekonomian Orde Baru. Ia pernah diangkat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional periode 1971-1973 dan Menko Ekuin sekaligus merangkap sebagai Ketua Bappenas pada periode 1973-1978 dan 1978-1983.
Widjojo berasal dari keluarga pensiunan penilik sekolah dasar. Ayahnya adalah seorang aktivis Partai Indonesia Raya (Parindra) sekaligus penggerak Rukun Tani. Ketika revolusi pecah di Surabaya, ia baru duduk di kelas 1 SMT (setingkat SMA) di St.Albertus, Malang. Pada tahun 1945, Widjojo bergabung dengan pasukan pelajar yang kemudian dikenal sebagai TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Widjojo bertempur dengan gagah berani dan nyaris gugur di daerah Ngaglik dan Gunung Sari, Surabaya.
Seusai perang, Widjojo sempat mengajar di SMP selama tiga tahun. Ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan mengkhususkan diri pada bidang demografi.
Bersama seorang ahli dari Kanada, Prof.Dr.Nathan Keyfiz, Widjojo yang ketika itu masih menjadi mahasiswa menulis sebuah buku berjudul "Soal Penduduk dan Pembangunan Indonesia.” Pada bagian kata pengantarnya, Mohammad Hatta menulis, "Seorang putra Indonesia dengan pengetahuannya mengenai masalah tanah airnya, telah dapat bekerja sama dengan ahli statistik bangsa Kanada. Mengolah buah pemikirannya yang cukup padat dan menuangkannya dalam buku yang berbobot." Buku ini sangat populer di kalangan mahasiswa ekonomi. Widjojo lulus dengan predikat Cum Laude.
Sebagai salah satu mahasiswa paling cemerlang di kampusnya, Widjojo kemudian mendapat kesempatan untuk berkuliah di University of California at Berkeley atas beasiswa dari Ford Foundation. Ia lulus pada tahun 1961.
Widjojo adalah seorang Keynesian. Pemikiran ekonomi yang dianut Widjojo berdasar dari pemikiran John Maynard Keynes yang menyarankan kombinasi antara mekanisme pasar dan intervensi pemerintah. Konsep ekonomi Widjojo—yang kerap disebut pers sebagai ”Widjojonomics”—menekankan prinsip kehati-hatian yang "sangat" (prudent). Pemikiran Widjojo diuraikan dalam buku berjudul “Pengalaman pembangunan Indonesia: Kumpulan Tulisan dan Uraian Widjojo Nitisastro.”

2. Prof. Dr. Emil Salim

Mafia Berkeley 
Prof. Dr. Emil Salim lahir di Lahat, Sumatera Selatan, pada 8 Juni 1930 adalah seorang ekonom, cendekiawan, pengajar, sekaligus politikus terkemuka Indonesia. Ia adalah putra dari Baay Salim dan Siti Syahzinan dari Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Emil masih memiliki garis keturunan dari salah satu tokoh pendiri republik ini. Ia merupakan keponakan dari seorang pahlawan nasional Indonesia, Haji Agus Salim.
Emil juga merupakan salah seorang di antara sedikit tokoh Indonesia yang memiliki peran skala global. Ia adalah tokoh lingkungan hidup internasional yang pernah menerima The Leader for the Living Planet Award dari World Wide Fund (WWF), suatu lembaga konservasi mandiri terbesar dan sangat berpengalaman di dunia.
Ia juga penerima anugerah Blue Planet Prize pada tahun 2006 dari The Asahi Glass Foundation. Sebelumnya, pada tahun 1994, setelah menyelesaikan jabatan sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kependudukan, Emil beserta koleganya seperti Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, and Nono Anwar Makarim menderikan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Yayasan KEHATI), sebuah organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan.
Emil Salim merupakan salah seorang putra bangsa yang paling lama mengabdi negara dengan menduduki jabatan menteri dan beberapa jabatan lainnya. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007. Pada 25 Januari 2010, Emil dilantik kembali menjadi Wantimpres, bahkan menjadi ketuanya.
Sebelumnya, ia beberapa kali menjabat sebagai menteri, antara lain Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara merangkap Wakil Kepala Bappenas (1971-1973), Menteri Perhubungan (Kabinet Pembangunan II 1973-1978), Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan III 1978-1983) dan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan IV dan Kabinet Pembangunan V 1983-1993). Emil Salim adalah tokoh paling senior yang menjabat di pemerintahan dan merupakan sedikit di antara tokoh tiga zaman yang masih aktif berkarier hingga saat ini.

3. Prof. Dr. Ali Wardhana

Mafia Berkeley 
Lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Mei 1928, Prof. Dr. Ali Wardhana menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi UI  pada tahun 1958. Lulus dari FEUI, ia melanjutkan studinya ke University of California di Berkeley dan memperoleh gelar Master of Arts tiga tahun kemudian.
Pendidikannya dilanjutkan pada level doktoral. Pada tahun 1962, Ali berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya dan meraih gelar Ph.D  dari almamater yang sama, yaitu University of California. Judul disertasinya ialah "Monetary Policy in an Underdeveloped Economy: with Special Reference to Indonesia".
Ali menjabat Dekan FEUI selama 10 tahun, yaitu antara tahun 1967-1978. Setahun menjabat sebagai Dekan, Ali ditunjuk untuk menjadi Menteri Keuangan periode 1968-1983. Melihat masa jabatannya yang menyentuh rentang waktu 15 tahun, Ali adalah menteri keuangan terlama yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Selesai menjabat menteri keuangan, kariernya naik menjadi Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Pengawasan Pembangunan.
Jabatan ini diduduki selama lima tahun (1983-1988). Kepakarannya juga diakui lembaga internasional. Rentang waktu 1971-1972 mungkin adalah tahun tersibuknya. Pada September 1971, selain menjabat sebagai Dekan dan Menkeu, ia juga terpilih sebagai Ketua Board of Governors Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk periode 1971-1972.
Ali Wardhana wafat pada 14 September 2015. Ia tutup umur pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Medistra, Kuningan.

4. Prof. Dr. Johannes Baptista Sumarlin

 Mafia Berkeley
Lahir di Nglegok, Blitar, Jawa Timur, Johannes Baptista Sumarlin memiliki perawakan yang kecil. Meski begitu, pria kelahiran 7 Desember 1932 ini adalah salah seorang ekonom Indonesia yang pernah memegang berbagai jabatan pemerintahan penting di bidang ekonomi.
Perawakannya yang kecil pernah secara unik menjadi bahan perkenalan dirinya dengan Sudharmono, Menteri Sekretaris Negara era Orde Baru. Ketika itu pada permulaan tahun 1969, atau awal kebangkitan Orde Baru, Sumarlin selaku Deputi Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas diminta mendampingi Ketua Bappenas Widjojo Nitisastro menghadiri Sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekonomi di Istana Negara.
Sudharmono saat itu masih sebagai Sekretaris Presidium Kabinet. Tugasnya adalah membantu Jenderal Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet Ampera. Dengan gaya yang serius dan lugas, lelaki yang akrab disapa Pak Dhar mengarahkan telunjuknya tepat ke arah Sumarlin.
Ia bertanya kepada Widjojo, “Siapa anak kecil yang duduk di belakang kursi Pak Widjojo itu?”
Widjojo lantas memperkenalkan Sumarlin kepada Sudharmono. Pak Dhar lalu menimpali perkenalan tersebut.
“Oh, ini tenaga yang pernah Pak Widjojo sebutkan tempo hari, yang akan ditarik ke Bappenas?”
Memperoleh perlakuan demikian, Sumarlin sempat bersalah karena berani ikut duduk di belakang Widjojo untuk menghadiri sidang kabinet. Sidang itu memang sebenarnya dihadiri hanya oleh para menteri. Bila pun ada pendamping, orang tersebut harus terlebih dahulu diberitahukan kepada Sekretaris Kabinet.
Sumarlin lalu tawar hati, meminta kepada Widjojo agar pada sidang kabinet selanjutnya diizinkan untuk tidak ikut mendampingi. Namun, Widjojo membesarkan hatinya untuk tetap hadir dalam sidang-sidang kabinet selanjutnya. Ajakan Widjojo kemudian mengantar karier Sumarlin menjadi salah seorang menteri paling dipercaya Soeharto di bidang ekonomi-keuangan.

5. Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti

 Mafia Berkeley
Dorodjatun lahir pada tanggal 25 November 1939 di Rangkasbitung, Banten. Ia merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Ayahnya yang berdarah Jawa-Madura adalah seorang lulusan sekolah teknik di Surabaya, yang kemudian menjadi Kepala PU Karesidenan Banten. Nama Dorodjatun sendiri diambil dari nama kecil Sri Sultan Hamengkubuwono IX karena tanggal lahir Dorodjatun bertepatan dengan hari naik tahta Sang Sultan.
Pada Februari 1998, saat krisis moneter melanda Indonesia, Dorodjatun diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Amerika Serikat. Lulusan Berkeley ini juga merangkap sebagai Duta Besar LBBP Commonwealth of Dominica, St. Vincent & the Grenadines, St. Lucia, serta Republik Grenada, yang ke semuanya berada di wilayah Laut Karibia.
Mandatnya dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden B.J Habibie sejak tahun pertengahan Juni 1998 dan juga Presiden Abdurrachman Wahid sejak November 1999. Dorodjatun dianggap memiliki kemampuan lobi yang mumpuni, terutama bila urusannya menyangkut lobi terhadap Amerika Serikat.
Pada masa kepemimpinan Abdurrachman Wahid, Dorodjatun sempat ditawari jabatan Menko Perekonomian, namun menolak. Pada tahun 2001, ia kembali ditawari jabatan itu dan akhirnya diangkat oleh Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Menteri Koordinator Perekonomian RI pada Agustus 2001.
Penunjukan dirinya sebagai Menko Perekonomian pun disambut positif oleh pasar. Bahkan, karena faktor namanya, tim ekonomi Kabinet Gotong Royong yang dipimpinnya disebut banyak orang sebagai Tim Impian (The Dream Team). Pada saat menjabat, Dorodjatun fokus pada tiga program utama pemulihan ekonomi nasional, yaitu pembayaran utang luar negeri, desentralisasi daerah, dan tenaga kerja.
Dorodjatun kini menjabat sebagai Guru Besar Emeritus Universitas Indonesia di bidang ekonomi. Selain itu, ia juga merupakan Komisaris Utama Bank BTPN, Komisaris Independen pada perusahaan Asuransi AIA Indonesia dan PT. Hero Supermarket, serta Wakil Presiden Komisaris pada PT. Maxim Mitra Global.